Pada waktu SD dulu, kita diajarkan mata pelajaran PPKN.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Saya ingat, ini adalah salah satu mata pelajaran yang saya merasa gak perlu belajar kalau ulangan.
Karena soal-soalnya pilihan ganda, dari A-C,dan kelewatan gampangnya.
Salah satu soal yang paling gampang :
"Apakah yang akan kamu lakukan bila melihat nenek-nenek hendak menyebrang jalan?"
A. Membiarkannya.
B. Membantunya menyebrang.
C. Menertawakannya.
Kalau kamu jawab C, berarti km dulu ga punya nenek atau kelewat humoris.
Kalau kamu jawab A, berarti kamu realistis. Brpikir ke depan (toh pasti ada yang membantu) or
simply heartless
Kalau kamu jawab B, berarti kamu salah satu orang yang sekarang mungkin bertanya-tanya
Kemana aplikasi dari semua pelajaran tersebut? (
Yes, I am talking about empathy here)
Dan ada satu hal lagi yang sering diulang-ulang oleh setiap guru PPKN (tapi sialnya sekarang saya cuma inget beberapa patah kata)
Kalau ga salah, "Setiap orang bebas menggunakan haknya... " saya tahu ada lanjutannya..
Seperti pengguna motor yang tidak capek-capeknya mengusik pengendara mobil. Atau minimnya toleransi pengendara mobil dengan pengendara motor. Apalagi kepada pengendara sepeda. Bersepeda di jalan raya bisa dikategorikan olahraga ekstrim. Menantang maut. Saya nyaris di'senggol' pengendara motor, atau kesusahan pindah jalur,atau panik dikejar truk yang buru-buru mau belok, karena keengganan kedua penguasa jalan tersebut untuk memelankan laju kendaraan mereka.
Daerah saya belum kebagian jalur khusus sepeda, jadi masih membaur antara sepeda, sepeda motor, mobil, truk, angkot,bus, tukang sayur, gerobak.
Terus dari tadi terngiang-ngiang dikepala saya tentang lanjutan kata-kata guru saya
kalo tidak salah.. selama haknya tidak mengganggu dan merugikan orang lain. Nah.
Label: blabbing, Sepeda